Laporan Praktikum Kimia Organik "Amil Asetat"
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala limpahan karunia dan nikmat-Nya sehingga laporan praktikum
yang berjudul “Amil Asetat” ini dapat diselesaikan.
Laporan Praktikum ini ditujukan
untuk menjadi bukti bahwa telah mengikuti praktikum yang berjudul “Amil
Asetat”. Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada dosen
pendamping dan asisten laboratorium Rekayasa Produk dan Integrasi Proses yang
telah memberikan banyak bimbingan dan arahan kepada kami pada pelaksanaan praktikum
dan dalam penyusunan laporan ini.
Sebagai penulis kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan pada laporan ini. Oleh karena itu, saran dan
kritik dari para pembaca yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga
karya tulis ini dapat bermanfaat baik bagi penulis dan bagi pembaca.
Cilegon, Mei 2015
ABSTRAK
Amil asetat
adalah salah satu ester asetat yang memiliki rumus kimia sebagai berikut CH3COOC5H11.
Amil asetat diperoleh dari proses esterifikasi amil alkohol dan asam asetat.
Tujuan percobaan amil asetat kali ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan
alkil asetat dari reaksi antara alkohol primer dengan asam karboksilat. Di
dalam industri kimia, amil asetat banyak digunakan sebagai bahan intermediet
maupun bahan baku. Dalam industri amil asetat banyak digunakan sebagai pelarut
(solvent). Amil asetat merupakan pelarut dengan titik didih menengah (medium boiling solvent), yang secara
cepat melarutkan resin-resin dan memberikan ketahan pada lapisan
pelindung..Prosedur yang dilakukan yaitu memasukkan amil asetat 30 ml ke dalam
labu leher dua kemudian menambahkan asam sulfat pekat 13 ml serta asam asetat
glasial 60 ml, lalu melakukan destilasi. Setelah itu melakukan penyaringan
larutan hingga diperoleh destilat yang bersih lalu menimbang massanya.Adapun
hasil yang diperoleh pada percobaan ini yaitu massa amil asetat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia saat ini masih mengandalkan penggunaan bahan
industri kimia untuk memenuhi kebutuhan proses produksi perusahaan-perusahaan.
Pemanfaatan bahan-bahan industri kimia seperti industri farmasi merupakan
kebutuhan yang paling sering digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan.
Adapun pemanfaatan bahan industri kimia lainnya yaitu industri makanan dalam
proses pembuatannya. Antara lain pada pembuatan amil asetat. Amil asetat
merupakan salah satu ester asetat yang memiliki rumus CH3COOC5H11.
Di dalam industri kimia, amil asetat banyak digunakan
sebagai bahan intermediet maupun sebagai bahan baku, bahkan dalam pembuatan
selulosa nitrat, etil selulosa dan polivinil asetat, amil asetat banyak
digunakan sebagai solvent/pelarut. Selain industri kimia, amil asetat juga
banyak digunakan dalam industri makanan, yang digunakan untuk ekstraksi dan
pembantu pemberi flavor.
Amil asetat merupakan salah satu ester
yang memiliki rumus bangun CH3COOC5H11. pembuatan amil asetat biasanya melalui
proses esterifikasi. Ester adalah senyawa yang luas
tersebar di alam. Ester dalam bentuk yang sederhana cenderung menghasilkan
bau wangi (seperti buah-buahan). Dalam beberapa kasus, karakterisasi rasa dan
bau (wewangian) dari bunga dan buah terdapat senyawa dengan gugus fungsional
ester. Kualitas organoleptis (bau dan aroma) dari buah dan bunga jarang
ditemukan dalam single ester, tetapi dalam campuran kompleks dimana single
ester lebih dominan. Ester sering digunakan sebagai aditif untuk meningkatkan
bau dan rasa baik pada minuman maupun makanan. Misalnya rasa/bau yang tidak
terjadi secara alami adalah juicy fruit yaitu iso pentenil asetat. Instan
agar-agar (pudding) dengan bau rum yang tercium seperti alkoholis. Sebenarnya
bau tersebut diduplikatkan oleh penambahan campuran, dengan komponen lain,
diantaranya adalah etil fomat dan isobutyl proionate. Bau dan rasa alami secara
nyata tidak dapat diduplikatkan, karena pasti berbeda.
Sifat-sifat ester adalah sebagai berikut: ester suku
rendah (dengan jumlah atom C sedikit) merupakan senyawa yang mudah menguap dan
memberikan bau yang sedap (harum), semakin banyak atom karbonnya, semakin
tinggi titik didihnya ester suku tinggi sukar larut dalam air, tetapi mudah
larut dalam ester/CS2. Beberapa ester yang penting dan kegunaannya
adalah: ester sebagai zat cita rasa (zat pemberi aroma).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan Amil Asetat kali ini
adalah bagaimana mengetahui proses pembuatan alkil asetat dari reaksi antara alkohol
primer dengan asam karboksilat.
1.3 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan amil asetat kali ini adalah
dapat menetahui proses pembuatan alkil asetat dari reaksi antara alkohol primer
dengan asam karboksilat.
1.4 Ruang Lingkup Percobaan
Ruang lingkup pada percobaan kali
ini adalah pemakaian bahan-bahan diantaranya Amil Alkohol, Asam asetat glacial,
Asam sulfat pekat 96-98 %, Natrium bikarbonat (NaHCO3) jenuh, Kristal
magnesium sulfat, Akuades, dan dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Produk dan
Integrasi Proses Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Esterifikasi
Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol
membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat.
Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2 R
dengan R dapat berupa alkil maupun aril.Esterifikasi dikatalisis asam dan bersifat dapat
balik (Fessenden, 1981).
Ester
dapat dibuat oleh suatu reaksi keseimbangan antara suatu alkohol dan suatu asam
karbon. Ester dinamai menurut kelompok alkil dari alkohol dan kemudian alkanoat
(bagian dari asam karbon). Sebagai contoh, reaksi antara metanol dan asam butir
menghasilkan ester metil butir C3H7-COO-CH3 seperti halnya air. Yang paling
sederhana adalah H-COO-CH3,metil metanoat. Karena ester dari asam yang lebih
tinggi, alkana menyebut dengan - oat pada akhiran. Secara umum Ester dari asam
berbau harum meliputi benzoat seperti metil benzoat (Anonim, 1995).
Reaksi
esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung antara
suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung pada halangan sterik
dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam karboksilat hanya
memainkan peranan kecil dalam laju pembentukkan ester (Fessenden, 1982). Contoh esterifikasi, yaitu:
1. Contoh ester umum – etil etanoal
Ester yang paling umum dibahas adalah etil etanoat. Dalam hal ini, hidrogen
pada gugus -COOH telah digantikan oleh sebuah gugus etil. Rumus struktur etil
etanoat adalah sebagai berikut:
Perhatikan bahwa ester diberi nama tidak sesuai dengan urutan penulisan
rumus strukturnya, tapi kebalikannya. Kata "etanoat" berasal dari
asam etanoat. Kata "etil" berasal dari gugus etil pada bagian ujung.
2. Contoh ester yang lain
Pada setiap contoh berikut, pastikan bahwa anda bisa mengerti bagaimana
hubungan antara nama dan rumus strukturnya.
Perhatikan bahwa asam diberi nama dengan cara menghitung jumlah total atom
karbon dalam rantai – termasuk yang terdapat pada gugus -COOH.
Misalnya, CH3CH2COOH disebut asam propanoat, dan CH3CH2COO
disebut gugus propanoat.
Penamaan ester hampir menyerupai dengan penamaan basa, walaupun tidak
benar-benar mempunyai kation dan anion, namun memiliki kemiripan dalam sifat
lebih elektropositif dan keelektronegatifan. Suatu ester dapat dibuat sebagai
produk dari suatu reaksi pemadatan pada suatu asam (pada umumnya suatu asam
organik) dan suatu alkohol ( atau campuran zat asam karbol), walaupun ada
cara-cara lain untuk membentuk ester. Pemadatan adalah suatu jenis reaksi kimia
di mana dua molekul bekerja sama dan menghapuskan suatu molekul yang kecil, dalam
hal ini dua gugus OH yang merupakan hasil eliminasi suatu molekul air (Clark,
2002).
Suatu reaksi pemadatan untuk membentuk suatu ester disebut esterifikasi.
Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H+. Asam belerang sering
digunakan sebagai sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini. Nama ester
berasal dari Essig-Äther Jerman, sebuah nama kuno untuk menyebut etil asam asetat
ester (asam asetat etil) (Anshory, 2003).
Proses esterifikasi dengan asam fosfat yang berlangsung dalam tubuh kita disebut
juga proses fosforilasi dengan bantuan enzim esterase yang mampu memecah ikatan
ester dengan cara hidrolisis (Anshory, 2003).
Ester diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung
gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah
gugus hidrokarbon dari beberapa jenis. Disini kita hanya akan melihat
kasus-kasus dimana hidrogen pada gugus -COOH digantikan oleh sebuah gugus
alkil, meskipun tidak jauh beda jika diganti dengan sebuah gugus aril (yang berdasarkan
pada sebuah cincin benzen).
2.2 Proses Pembuatan Amil Asetat
Amil asetat (pentil asetat) adalah senyawa organik
dan ester dengan berat molekul 130.19 g/mol. Memiliki aroma yang mirip
dengan pisang dan apel yang tidak
terdeteksi oleh semua orang. Senyawa
adalah produk kondensasi dariasam asetat dan 1-Pentanol . Namun,
ester yang terbentuk dari isomer Pentanol lain ( amil alkohol ),
atau campuran dari pentanols, sering disebut sebagai amil asetat.
Amil asetat merupakan salah satu ester yang memiliki
rumus bangun CH3COOC5H11.
Pembuatan amil asetat biasanya
melalui proses esterifikasi. Pembuatan ester dari asam organik .
CH3COOH + C5H11OH
à CH3COOC5H11+ H2O
Asam asetat
amil
alkohol
amil
asetat
air
Dari reaksi diatas kerugian yang ditimbulkan adalah
terbentuknya hasil samping yaitu air (H2O), sedangkan kelebihannya adalah pada suhu
dan tekanan yang relatif rendah reaksi dapat berjalan dengan baik,bahan baku tidak beracun dan reaksi berjalan
reversible.
Menurut kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh
masing-masing reaksi amil asetat maka dipilih pembuatan amil asetatdari asam
organik (asam asetat) dan alkohol (amil alkohol) dengan pertimbangan bahan baku tidak beracun. Reaksi esterifikasi berlangsung
secara reversible pada suhu 80oC-83,4oC dan tekanan 1 atm denganmengikuti
orde 1 terhadap asam asetat, sehingga untuk memperoleh amil asetat sebesar
mungkin maka kecepatan reaksi ke arah kanan harus lebih besar dari pada kecepatan reaksi ke arah kiri. Reaksi
esterifikasi amil asetat terjadi dengan melepaskan panas (eksotermis).
2.3 Kegunaan Amil Asetat
Amil asetat memiliki beberapa kegunaan antara lain
sebagai solvent atau pelarut dalam industri pembuatan selulosa nitrat, etil
selulosa dan polivinil asetat, ekstraksi dan pemurnian pada pembuatan penisilin
atau antibiotik, sebagai bahan peembantu pemberi flavor (rasa pisang), sebagai penyamaan kulit dan tekstil, serta
sebagai campuran obat-obatan.
Isoamil asetat juga digunakan dalam test efektivitas dari
transpirator karena zat inimempunyai bau yang tajam yang tidak umum eksperimen
sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan dapat mendeteksi rendahnya
konsentrasi. Isoamil asetat juga digunakan sebagai campuran dalam pernis dan
nitro selulosa pernis, ada dalam hormon feromon pada lebah madu. Selain
itu, Isoamil asetat dapat digunakan untuk menarik sekelompok besar lebah madu
dalam lingkup kecil.
2.4 Amil alkohol
Amil alkohol atau amil alkohol adalah salah satu dari 8 alkohol dengan rumus
C5H11OH. Sebuah campuran amil alkohol (juga disebut amil alkohol) dapat
diperoleh dari alkohol Fusel. Amil alkohol digunakan sebagai pelarut dan pada
esterfication misalnya dalam produksi asetat amil, dalam senyawa kimia yang
berbeda amil alkohol lebih mengacu pada 1-pentanol.
Senyawa utama
dari amil alkohol komersial adalah 1-pentanol dan 2-metil-1-butanol, amil
alkohol memiliki sifat yang sama dengan jenis alkohol rantai rendah lainnya,
yaitu benar-benar larut dengan pelarut organik dan merupakan pelarut yang
sangat baik dalam penggunaannya untuk nitroselulosa, lak lesin, ester yang
berjenis lebih tinggi, berbagai getah alam serta sintetis dan resin. namun
perbedaanya dengan alkohol rendah lainnya yaitu, hanya sedikit yang larut dalam
air. Neopentil alkohol adalah pengecualian dari 8 alkohol jenis ini yang
memiliki sifat fisik jernih tidak berwarna, berbau tajam dan menusuk dalam
kondisi atmosfer.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir
Adapun diagram alir dari percobaan Amil Asetat adalah
sebagai berikut:
Gambar 1. Diagram Alir
Percobaan Amil Asetat
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada
percobaan ini adalah antara lain:
1.
Beker Gelas 150 ml
2.
Corong Pemisah 1
buah
3.
Erlenmeyer 100 ml 1
buah
4.
Gelas Ukur 10 ml 1
buah
5.
Gelas
ukur 25 ml 1
buah
6.
Hot Plate 1
buah
7.
Labu Leher Dua 500 ml 1
buah
8.
Pengaduk 1
buah
9.
Peralatan Destilasi lengkap 1
set
10.
Termometer 1
buah
3.2.2 Bahan
Adapun
bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah antara lain:
1.
Amil Alkohol
2.
Akuades
3.
Asam Asetat Glasial
4.
Asam Sulfat Pekat 97%
5.
Es
6.
Kristal Magnesium Sulfat
7.
Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
3.3 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur yang
dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
Memasukkan
30
ml amil alkohol ke dalam sebuah labu leher dua yang berukuran 500 ml, kemudian menambahkan sedikit demi
sedikit asam sulfat pekat sebanyak 13
ml. Setelah itu menambahkan pula asam asetat glasial sebanyak 50 ml. Menyiapkan
peralatan destilasi, dan melakukan proses destilasi pada suhu 135 – 160⁰C selama 4 jam. Setelah didestilasi selama 1 jam pertama maka baru terlihat
tetesan destilat. Menampung destilat dalam erlenmeyer,
dan memasukkan ke dalam corong pemisah. Menambahkan 60 ml akuades ke dalam
corong pemisah dan mengocoknya. Setelah itu mendiamkan beberapa menit maka akan terdapat dua
lapisan. Lapisan bagian dibawah dikeluarkan
dan ditampung, lapisan bagian atas merupakan senyawa ester (biarkan tetap dalam corong pisah). Kemudian menambahkan
50 ml air dan 14 ml Natrium bikarbonat pada lapisan ester kemudian mengocoknya. Setelah itu mendiamkan beberapa menit hingga terdapat dua lapisan
larutan. Memisahkan dan menampung lapisan bagian bawah, pada bagian atas menambahkan 4 g kristal Magnesium Sulfat,
kemudian mengocoknya. Menyaring larutan, mendapatkan cairan
tak berwarna yang beraorma
pisang. Terakhir, menimbang
destilat dan menentukan massanya.
3.4 Gambar Alat
Adapun
gambar dari alat yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah:
Gambar
2 Metode Destilasi
Keterangan : 1. Statif
2. Klem
3. Termometer
4. Pipa T
5. Labu Leher dua
6. Reaktan
7. Kompor Listrik
8. Kondensor
9. Pipa Penghubung
10.Erlenmeyer
11.Gelas
Beker
12.Es
Batu
3.5 Variabel Percobaan
Adapun variabel tetap dalam
percobaan ini adalah volume amil alkohol, asam asetat glasial, asam sulfat
pekat, natrium karbonat jenuh, kristal magnesium sulfat, akuades, dan es batu.
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Percobaan
Dari percobaan yang telah
dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 1. Data hasil percobaan
no
|
percobaan
|
densitas
|
% konversi
|
% kesalahan
|
% yield
|
|
literatur
|
percobaan
|
|||||
1
|
1
|
0,876
|
0,891
|
31,69 %
|
64,77%
|
24,20%
|
4.2.
Pembahasan
Pada
praktikum ini dilakukan sintesis alkohol primer dengan asam asetat glasial.
Hasil yang di dapat berupa amil asetat yaitu ester yang beraroma pisang. Cara
kerja yang pertama adalah mencampurkan 30 ml amil alkohol, 50 ml asam asetat glasial, dan 13 ml asam
sulfat pekat sebagai katalis. Warna yang terbentuk pada pencampuran amil
alkohol dan asam asetat glasial adalah cokelat muda dan setelah penambahan asam sulfat pekat
warnanya berubah menjadi cokelat tua. Reaksi yang terjadi dalam campuran adalah
reaksi esterifikasi. (Fessenden & Fessenden, 1986).
Setelah
itu campuran didestilasi selama 4 jam. Tujuan proses destilasi adalah untuk
memisahkan senyawa berdasarkan titik didih. Prinsip destilasi didasarkan pada
perbedaan titik didih komponen zatnya. Destilasi dapat digunakan untuk
memurnikan senyawa-senyawa yang mempunyai titik didih berbeda sehingga dapat
dihasilkan senyawa yang memiliki kemurnian yang tinggi. Pada percobaan ini
urutan senyawa berdasarkan titik didih dari yang terendah sampai yang tertinggi
yaitu akuades, amil alkohol, asam asetat glasial, dan asam sulfat pekat. Pada
percobaan ini temperatur dijaga di 120oC sampai 140oC.
Setelah didestilasi selama 3 jam maka didapatkan hasil destilasi/destilat yaitu
campuran akuades, amil alkohol, dan asam asetat glasial berupa larutan berwana
bening beraroma pisang.
Gambar 2. Proses destilasi Gambar 3. Hasil destilasi
Campuran
tersebut kemudian dipindahkan ke corong pemisah. Proses tersebut bertujuan untuk memisahkan
antara amil asetat yang terbentuk dengan akuades, amil alkohol, dan asam asetat
glasial berdasarkan perbedaan massa jenis dan kelarutan. Pada proses ini juga
ditambahkan akuades sebanyak 50 mL dan NaHCO3 sebanyak 14 mL. Tujuan
penambahan akuades adalah untuk melarutkan amil asetat sehingga pada corong
pisah terlihat jelas terbentuknya dua lapisan (lapisan atas dan lapisan bawah).
Sedangkan fungsi penambahan NaHCO3 yaitu untuk menyerap ion H+ yang
merupakan sisa asam dari asam asetat glasial yang masih tertinggal dalam produk hasil esterifikasi
tersebut. Pada saat penambahan NaHCO3 akan terbentuk
gelembung-gelembung gas CO2 sehingga pada saat pengocokan penutup dari corong
pemisah perlu sesekali
dibuka
untuk mengeluarkan gas
CO2 di dalam corong pemisah. Pada proses ini akan terbentuk 2 lapisan, lapisan atas berwarna kuning kecoklatan dan lapisan bawah berwarna putih keruh.
Gambar 4. Proses pemisahan
Amil asetat
yang masih belum murni kemudian
ditambahkan 4 gram kristal MgSO4 sebagai drying agent untuk menyerap kandungan air dari amil asetat yang
terbentuk. Setelah
itu campuran disaring
menggunakan kertas saring untuk mendapatkan filtrat amil asetat.
Gambar 5. Proses penyaringan amil asetat
Pada
percobaan yang telah dilakukan, massa amil asetat yang diperoleh sekitar
12,9195 gram dan pada teori secara stoikiometrinya massa amil asetat yang
didapat sekitar 36,062 gram. Dari hasil yang didapat sangatlah jauh dari
perhitungan secara stoikiometri , itu dikarenakan banyak sekali kondisi-kondisi
dimana amil alkohol menguap dan pada saat memasukkan larutan ke labu leher tiga
pula ada beberapa ml larutan yang belum dimasukkan ke dalam lau leher tiga,
lalu adanya katalis asam mempengaruhi reaksi karena asam sulfat memberikan satu
ion H+ pada
asam asetat sehingga dapat bereaksi dengan amil alkohol, dan juga dapat
dimungkinkan amil asetat masih dalam alat destilasi dikatenaka amil asetat
sangat volatil sehingga pada suhu normal dapat menguap.
Pada percobaan ini didapati bahwa
densitas dari amil asetat yng di peroleh sekitar 0,891 gram/ml, sedangkan pada
literature yang diperoleh densitas amil asetat sekitar 0,876 gram/ml. Dapat
disimpulkan bahwa amil asetat yang diperoleh mendekati murni karena perbedaan
densitas yang diperoleh sekitar 0,015 gram/mr yang disebabkan mungkin masih ada
sedikit zat lain selain amil asetat yang masih ada dalam larutan akan tetapi
jumlahnya sangat sedikit sehingga tidak mempengaruhi hasil yang ada.
Gambar 6. Amil asetat hasil percobaan